Waktu Kita Adalah Milik Tuhan Semata
Kalangan Sendiri

Waktu Kita Adalah Milik Tuhan Semata

Lori Official Writer
      1595

Ayat Renungan: 

Pengkhotbah 3: 1-4, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari…”

 

Ayat renungan pagi ini dari Pengkhotbah 3: 1-4 menyampaikan bahwa segala sesuatunya sudah ditentukan Tuhan. Jadi kita bisa memahaminya bahwa Tuhan adalah pemegang dari seluruh kehidupan kita! Jadi selama kita masih hidup di dunia ini, berapapun umur hidup kita, semuanya ditentukan oleh Tuhan sendiri. Dengan kata lain, seluruh hidup kita ada di tangan Tuhan!

Tapi Tuhan sendiri memberi kita tanggung jawab untuk mengisi hidup kita setiap hari dengan hal-hal yang baik. Melalui Pengkhotbah, kita diajarkan bagaimana kita perlu punya respon untuk menghormati tanggung jawab yang sudah Tuhan berikan. 

Lalu apa sebenarnya yang perlu kita lakukan untuk mempertanggungjawabkan waktu yang Tuhan berikan?

Pertama, selalu mulai hari bersekutu dengan Tuhan. Kita bisa belajar dari kebiasaan Tuhan Yesus yang selalu meluangkan waktu-Nya pagi-pagi benar untuk berdoa. Kalau kita menyadari waktu kita adalah milik Tuhan, maka kita pasti akan memberikan yang terbaik bagi sang pemilik yaitu mengadakan persekutuan dengan Allah kita. Markus 1: 35, “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”

Kedua, buat rencana setiap hari tentang apapun yang perlu kita lakukan. Misalnya kalau hari ini kita mau melayani seperti berkhotbah, maka kita mesti mempersiapkan materi khotbah yang lebih baik. Jadi lakukanlah dengan perencanaan yang baik. Percayalah bahwa orang yang merencanakan dengan baik akan menghasilkan hasil yang baik.

Ketiga, persiapkan waktu khusus di malam hari untuk kita bersyukur. Tidak ada alasan untuk kita tidak bersyukur. Bahkan di tengah keadaan yang tidak baikpun, kita perlu bersyukur. Demikian disampaikan dalam Roma 8: 28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Jadi sekalipun ada hal yang tidak terjadi, tertunda atau gagal, kita perlu mengucap syukur. Karena kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Ajak hati kita untuk melihat pengharapan dibalik masalah tersebut dan mulai ucapkan syukur.

Percayalah saat kita melakukan tiga langkah di atas, kita akan melihat bagaimana hidup kita akan berbuah untuk kerajaan Allah.

 

Action: Apa salah satu dari tiga langkah di atas yang masih sulit kamu lakukan? Cobalah untuk mulai menerapkannya dengan disiplin sepanjang minggu ini. 

Ayat Hafalan: Efesus 5: 15-16, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami